Langsung ke konten utama

Puisi Sosial : Anggaplah Keberadaan Kami!

Sederet kalimat pedas 
Penolakan bertubi-tubi
Tak cukupkah?
Atau memang kalian tak berhati?

Bukankah setiap orang memiliki hak?
Hak untuk berpendapat dan berbicara
Hak untuk memiliki teman
Hak untuk hidup yang layak

Kenapa, mengapa?
Apa yang menjadi alasan?
Kami sama seperti kalian
Tak ada beda di mata Tuhan

Tak sadarkah atas apa yang telah kalian perbuat?
Caci maki pun akan berdampak negatif bagi kami
Apa yang membuat kalian berhak bertingkah terlewat batas?
Melontarkan ribuan komentar negatif tanpa ada penyesalan

Pikirkan, renungkan, hai kawan
Inikah yang diinginkan oleh Yang Maha Kuasa?
Pertikaian antar makhluk berhati nurani serta berakhlak dan bebudi luhur
Kalian hanya memandang melalui harta, martabat, serta hal-hal yang mengundang nafsu

Sadarlah sebelum sadar itu akan menjadi cambuk bagimu!
Kalian bagaikan hewan liar, tak tahu malu!
Lelah, tragis yang kami rasakan
Tolong, cukup. Berhentilah.

Kami, hanya ingin berteman
Memiliki kehidupan remaja yang normal
Tertawa, jatuh cinta, bahagia 
Menikmati indahnya hidup dari Sang Pencipta




Karya : Shannon Ad Dawya
16 Desember 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel : The Maze Runner (Maze Runner #1)

Judul : The Maze Runner Penulis : James Dashner Penerbit : Delacorte Press Books United States Tahun Terbit : 2009 Format : Hardcover (First Edition) Halaman : 374 halaman Bahasa : Inggris Genre : Sci-Fi, Dystopia, Young Adult, Fiction, Fantasy Judul : The Maze Runner Penulis : James Dashner Penerbit : Mizan Fantasi (Bentang Pustaka) Tahun Terbit : 2011 Format : Paperback (Cetakan I, November 2011) Halaman : 532 halaman Bahasa : Indonesia Genre : Sci-Fi, Dystopia, Young Adult, Fiction, Fantasy ISBN13 : 9789794336557 Penerjemah : Yunita Candra Penyunting : Dhewiberta SINOPSIS : Setiap hari mereka harus berlari. Menyusuri lorong Maze yang berkelok-kelok di luar dinding Glade, tempat mereka tinggal, hingga senja tiba. Dan, ketika kegelapan turun, para pelari harus sudah ada di dalam Glade. Ya, pada saat itulah Griever, monster buas dan ganas, tak segan menerkam siapa saja yang masih berkeliaran di dalam Maze. Mer...

[REVIEW] The History Keepers: The Storm Begins

Judul : The History Keepers: The Storm Begins Diterjemahkan dari The History Keepers: The Storm Begins Penulis: Damian Dibben Alih bahasa: Ambhita Dhyaningrum Editor: Esti Budihabsari Penerbit: Penerbit Mizan Edisi: Cetakan 1, Agustus 2015; paperback , ISBN : 978-979-433-841-4 Orangtua Jake Djones hilang, entah mereka ada di mana, dan di zaman apa. Ternyata mereka agen HISTORY KEEPERS, organisasi rahasia yang berkelana lintas waktu dan mencegah orang-orang jahat mengubah sejarah. Sekarang, Jake harus melintasi waktu untuk mencari orangtuanya. Dari London abad ke-21, dia pergi ke Prancis abad ke-19, lalu dibawa ke Point Zero, markas besar HISTORY KEEPERS. Ternyata misi Jake bukan hanya mencari orangtuanya, dia pun harus menggagalkan rencana jahat keluarga Zeldt untuk menghancurkan dunia "Kalau kau mau pendidikan, dunia ini adalah tempat dimana akan menemukannya. Tempat yang lebih kaya dan lebih lengkap dari yang pernah kau bayangkan." -Jupitus, halaman 30 Seri The H...

Puisi Sosial : Secarik Kertas Untuk Dunia

  Secarik Kertas Untuk Dunia Suara ledakan terdengar hingga ke ujung dunia Raungan amarah membangkitkan rasa takut Teriakan putus asa turut mewarnai setiap detik yang ada Tak terkecuali tatapan buas besi dingin itu Nafas yang masih berhembus menjadi harapan dalam kegelapan Langkah yang tertatih masih terus berderap di tanah gersang nan mengiris hati Cairan merah mengalir deras dari tangannya sebelah kanan Sebagai bukti bahwa tidak ada yang abadi Kengerian ini diwarnai oleh isak tangis anak-anak tak berdosa Oleh doa yang tulus para wanita Berusaha untuk mendapatkan kembali hak mereka Dalam keadaan yang tidak mengandalkan kemanusiaan Apa yang mereka pikirkan? Tapi, apakah mereka masih dapat berpikir? Haus oleh harta dan kekuasaan semata yang tak sebanding dengan satu hingga jutaan nyawa Apa yang mereka rasakan saat menarik pelatuk itu? Tapi, apakah mereka masih punya hati nurani? Sifat kemanusiaan mereka telah digerogoti oleh nafsu akan hal ...