Langsung ke konten utama

Resensi Novel : The Maze Runner (Maze Runner #1)




Judul : The Maze Runner
Penulis : James Dashner
Penerbit : Delacorte Press Books United States
Tahun Terbit : 2009
Format : Hardcover (First Edition)
Halaman : 374 halaman
Bahasa : Inggris
Genre : Sci-Fi, Dystopia, Young Adult, Fiction, Fantasy














Judul : The Maze Runner
Penulis : James Dashner
Penerbit : Mizan Fantasi (Bentang Pustaka)
Tahun Terbit : 2011
Format : Paperback (Cetakan I, November 2011)
Halaman : 532 halaman
Bahasa : Indonesia
Genre : Sci-Fi, Dystopia, Young Adult, Fiction, Fantasy
ISBN13 : 9789794336557
Penerjemah : Yunita Candra
Penyunting : Dhewiberta







SINOPSIS :

Setiap hari mereka harus berlari. Menyusuri lorong Maze yang berkelok-kelok di luar dinding Glade, tempat mereka tinggal, hingga senja tiba. Dan, ketika kegelapan turun, para pelari harus sudah ada di dalam Glade. Ya, pada saat itulah Griever, monster buas dan ganas, tak segan menerkam siapa saja yang masih berkeliaran di dalam Maze.

Mereka bukan sekadar berlari. Itu cara mereka bertahan hidup. Dengan berlari mereka berharap menemukan jalan keluar dari tempat terkutuk itu. Keluar untuk kembali pulang menjumpai keluarga mereka. Namun, lintasan Maze selalu berubah-ubah dari hari ke hari. Rasanya, mustahil bisa keluar dari tempat itu.


Suatu hari pintu batu pelindung mereka tak lagi turun menutup. Griever-griever itu bisa menyeruduk masuk kapan saja. Setiap hari, satu anak dibawa pergi dan lenyap. Satu-satunya jalan adalah bergegas keluar dari tempat itu. Namun, mereka harus melewati Maze yang membingungkan dengan sejumlah monster mengerikan di sana. Beranikah para pelari lari keluar dengan nyawa sebagai taruhannnya? Atau, akankah justru lebih baik tetap berada di dalam menanti pencabut nyawa sambil berharap mukjizat datang tiba-tiba?



RESENSI :

'GILA! WOW! LUAR BIASA! HEBAT!' adalah kata-kata yang sering saya ucapkan ketika membaca novel pertama dari trilogi Maze Runner ini. Teror, misteri, dan suguhan pemandangan di Glade membuat saya berdecak kagum dan turut mengacaukan rutinitas karena saya selalu sibuk memecahkan persoalan yang ada bersama Thomas, Minho, Newt, Teresa, dkk. Selain itu, novel kedua karya James Dashner ini berhasil membuat saya selalu penasaran dengan kalimat menggelitik di setiap akhir bab dan kejutan-kejutan yang telah menanti di setiap bab. Saya kecanduan dengan The Maze Runner, hingga tidak ingin melewatkan 1 detik pun dengan tidak membacanya.


“You are the shuckiest shuck faced shuck in the world!”


Bagaimana tidak, kisah tentang bocah amnesia, Thomas, yang terjebak di sebuah tempat indah yang dihuni oleh laki-laki bernama Glade ini sungguh kreatif.  Glade dikelilingi oleh labirin yang dindingnya berubah-ubah setiap hari dengan Griever-griever tinggal di dalamnya. Setiap menjelang malam pintu-pintu yang melindungi Gladers, penghuni Glade, dari Griever-griever menutup otomatis. Namun, sejak kedatangan Thomas, teror-teror mencekam datang menghantui Gladers. Mulai dari tidak menutupnya pintu-pintu 'penyelamat' Gladers, datangnya seorang dan satu-satunya gadis ke Glade (dengan pesan aneh), dan lain-lain.




“Just follow me and run like your life depends on it. Because it does.”


Yap, dari sinopsisnya saja berhasil membuat saya bergidik ngeri sekaligus takjub. Selain melalui kisah epik dan suguhan pemandangannya, karakter utama laki-laki jarang saya jumpai. Karakter-karakter dalam kisah ini sangat kuat dan terasa kehadirannya saat saya sedang membaca novel kedua (setelah The 13th Reality) karya James Dashner ini. Karena banyaknya karakter laki-laki dalam novel ini, genre romance dan adegan romantis sulit kita temukan. Peraih Kentucky Bluegrass Award 2011 ini menggunakan sudut pandang Thomas, POV 3. Alur ceritanya juga menarik, tidak terlalu lambat dan tidak terburu-buru. Selain berkat sudut pandang dalam cerita, alur cerita, dan karakter-karakter dalam cerita, bahasanya pun membuat saya mudah mengerti dan saya lebih enjoy saat membacanya. Namun, saya sedikit jengkel pada awal-awal bab karena James Dashner masih pelit dalam menyampaikan informasi (atau menurut saya misteri.)



“If you ain’t scared… you ain’t human.”


Kembali lagi ke karakter. Walaupun banyak karakter laki-laki yang mengagumkan dari cara berperilaku dan berbicara, tapi satu karakter ini sungguh memikat hati saya, Minho. Satu-satunya Gladers berdarah asian dengan sifat dingin, gaya bicara yang cenderung kasar, rasa setia kawan, dan kebranian lah yang membuat saya tertarik padanya. Oh, ada juga Chuck, berusia 13 tahun dengan tubuh seperti bola, rambut sedikit keriting, sikapnya yang kekanakan, dan sifat polos selayaknya anak-anak pada umumnya. Chuck adalah salah satu karakter, selain Minho, yang sanggup membuat hati saya meleleh.

The Maze Runner berhasil masuk nominasi beberapa ajang bergengsi dan meraih beberapa penghargaan, antara lain :

1. Georgia Peach Book Award (2012)
2. Romantic Times Reviewers' Choice Award (RT Award)
3. Nominee for Best Young Adult Paranormal/Fantasy Novel (2009)
4. Charlotte Award (2012)
5. Pennsylvania Young Readers' Choice Award Nominee (2011)
6. Milwaukee County Teen Book Award Nominee (2011)
7. Kentucky Bluegrass Award for grades 9-12 (2011)
8. Abraham Lincoln Award (2012)

Sudah terbukti jika The Maze Runner adalah salah satu novel yang patut untuk dibaca. Salah satu bukti lagi, The Maze Runner telah diadaptasi ke layar lebar dengan judul yang sama. Film ini rilis pada tanngal 17 September 2014 di Indonesia dan 19 September 2014 di USA. Dylan O' Brian berperan sebagai Thomas, tokoh utama. Ada juga Ki Hong Lee berperan sebagai Minho. Wes Ball dipercaya menjadi sutradara film fenomenal ini. Sudah nonton belum?


Poster Film The Maze Runner


Secara keseluruhan, mulai dari kisah, karakter-karakter, seting tempat, sudut pandang cerita, alur cerita, dll. Saya memberikan 5 dari 5 bintang untuk The Maze Runner.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] The History Keepers: The Storm Begins

Judul : The History Keepers: The Storm Begins Diterjemahkan dari The History Keepers: The Storm Begins Penulis: Damian Dibben Alih bahasa: Ambhita Dhyaningrum Editor: Esti Budihabsari Penerbit: Penerbit Mizan Edisi: Cetakan 1, Agustus 2015; paperback , ISBN : 978-979-433-841-4 Orangtua Jake Djones hilang, entah mereka ada di mana, dan di zaman apa. Ternyata mereka agen HISTORY KEEPERS, organisasi rahasia yang berkelana lintas waktu dan mencegah orang-orang jahat mengubah sejarah. Sekarang, Jake harus melintasi waktu untuk mencari orangtuanya. Dari London abad ke-21, dia pergi ke Prancis abad ke-19, lalu dibawa ke Point Zero, markas besar HISTORY KEEPERS. Ternyata misi Jake bukan hanya mencari orangtuanya, dia pun harus menggagalkan rencana jahat keluarga Zeldt untuk menghancurkan dunia "Kalau kau mau pendidikan, dunia ini adalah tempat dimana akan menemukannya. Tempat yang lebih kaya dan lebih lengkap dari yang pernah kau bayangkan." -Jupitus, halaman 30 Seri The H...

Puisi Sosial : Secarik Kertas Untuk Dunia

  Secarik Kertas Untuk Dunia Suara ledakan terdengar hingga ke ujung dunia Raungan amarah membangkitkan rasa takut Teriakan putus asa turut mewarnai setiap detik yang ada Tak terkecuali tatapan buas besi dingin itu Nafas yang masih berhembus menjadi harapan dalam kegelapan Langkah yang tertatih masih terus berderap di tanah gersang nan mengiris hati Cairan merah mengalir deras dari tangannya sebelah kanan Sebagai bukti bahwa tidak ada yang abadi Kengerian ini diwarnai oleh isak tangis anak-anak tak berdosa Oleh doa yang tulus para wanita Berusaha untuk mendapatkan kembali hak mereka Dalam keadaan yang tidak mengandalkan kemanusiaan Apa yang mereka pikirkan? Tapi, apakah mereka masih dapat berpikir? Haus oleh harta dan kekuasaan semata yang tak sebanding dengan satu hingga jutaan nyawa Apa yang mereka rasakan saat menarik pelatuk itu? Tapi, apakah mereka masih punya hati nurani? Sifat kemanusiaan mereka telah digerogoti oleh nafsu akan hal ...