Secarik Kertas Untuk Dunia
Suara ledakan terdengar hingga ke ujung dunia
Raungan amarah membangkitkan rasa takut
Teriakan putus asa turut mewarnai setiap detik yang ada
Tak terkecuali tatapan buas besi dingin itu
Nafas yang masih berhembus menjadi harapan dalam kegelapan
Langkah yang tertatih masih terus berderap di tanah gersang nan mengiris hati
Cairan merah mengalir deras dari tangannya sebelah kanan
Sebagai bukti bahwa tidak ada yang abadi
Kengerian ini diwarnai oleh isak tangis anak-anak tak berdosa
Oleh doa yang tulus para wanita
Berusaha untuk mendapatkan kembali hak mereka
Dalam keadaan yang tidak mengandalkan kemanusiaan
Apa yang mereka pikirkan? Tapi, apakah mereka masih dapat berpikir?
Haus oleh harta dan kekuasaan semata yang tak sebanding dengan satu hingga jutaan nyawa
Apa yang mereka rasakan saat menarik pelatuk itu? Tapi, apakah mereka masih punya hati nurani?
Sifat kemanusiaan mereka telah digerogoti oleh nafsu akan hal duniawi
Kapankah dunia ini akan setenang angin yang berhembus?
Kapankah setiap dari kita memiliki hati sejernih air mengalir?
Tak bisakah kita saling berjabat tangan tanpa harus mengacungkan senjata?
Tak bisakah kita tersenyum bahagia tanpa harus menelan kedengkian dan iri hati?
Terbangkan sifat hewani kita hingga ke ujung cakrawala
Bebaskan diri kita dari keterpurukan dan penyesalan
Biarlah senyum dan pelukan tulus yang terus berkembang
Hingga dunia ini pulih kembali dan untuk selamanya
Karya : Shannon Ad Dawya
20 November 2014
Bagus banget puisinya mbak :) *Keep writing*
BalasHapuswww.fkrimaulana.blogspot.com
Makasih baanyaak nihh, hehe :D
Hapus*nb : makasih juga udah jadi komentar pertama di blog akuu! :')*